Cirebon, dan keraton

Arus balik 2016, untuk pertama kali saya mudik dan kembali ke Jakarta menggunakan sepeda motor. Cukup tertantang dan obsesif, mengingat saya sendirian berkendara dan hanya bermodal kenekatan saja.

Saya sempatkan singgah sejenak di Cirebon sambil sejenak melepas lelah di keraton Cirebon untuk beberapa saat.

Mengobati rasa penasaran saya, saya berkeliling dan menyempatkan sholat di Masjid peninggalan Walisongo di luar kompleks keraton.

Berikut ini adalah beberapa gambar yang saya abadikan saat itu.

Semoga berkenan

Suatu pagi di bundaran HI

Percaya atau tidak, selama 2 tahun saya berada di Jakarta belum pernah sekalipun saya menginjakkan kaki di Bundaran HI. Berkutat dengan rutinitas di luar kewajaran, dan weekend yang terasa begitu cepat, Jakarta.

Pagi itu, menyambut matahari pagi dan mengobati rasa penasaran saya dengan arsitektur ikonik Jakarta itu, berjalan lah saya dari kos di kawasan pasar genjing menuju Bundaran HI.

Masih sepi, dan jauh dari macet. Beberapa pasangan sudah mendahului saya di sana, berebut spot yang bagus. Ada juga diantara mereka yang saya rasa, ah sudahlah. Bagaimana tidak, kita pun tak bisa memungkiri Jakarta adalah “alterIndonesia” mereka dan saya, memiliki sosok lain di luar Indonesia, dan di Jakarta tak Ada yang menegur kami menampakkan sisi lain itu. Ah, waktu telah banyak beradu dengan peradaban.

Berikut adalah sosok cantik Bundaran HI yang berhasil saya abadikan pagi itu.

Istiqlal, dan simulasi 50mm

apa jadinya jika kita mengabadikan sebuah arsitektur dengan lensa 50mm yang notabene adalah lensa untuk modelling? Saya mungkin agak gila, lensa 50mm memiliki keterbatasan view yang menyulitkan jika digunakan untuk mengabadikan lanskap atau arsitektur bangunan. Dan, beginilah percobaan saya dengan lensa 18-55 yang saya coba set zoom sekitar 50mm.

semoga berkenan.

Jakarta, mei 2016

ampeldenta

Beberapa saat lalu saya berkesempatan berkunjung ke Surabaya, teman kos melangsungkan pernikahan di sana. Sesampainya di sana, “ampel”. Dan, berbekal lensa 50mm Canon, saya sempatkan mengambil beberapa gambar di sana di samping aktivitas yang lain.

Ampel bagi sebagian masyarakat muslim Indonesia adalah kawasan wisata religi, di dalamnya terdapat makam seorang wali yang sangat mahsyur yang juga merupakan generasi pertama Walisongo, Sunan Ampel. Di sekelilingnya sendiri adalah pemukiman arab yang bersebelahan dengan pemukiman etnis tionghoa. Jalan menuju masjid Ampel adalah lorong yang dipenuhi pedagang dari berbagai etnis, mayoritas madura dan arab. Sebuah keharmonisan yang unik.

 

Semoga berkenan.

Surabaya 30 Juli 2016

 

1st roll, nikon fm2

 

Aapa yang kamu lakukan jika mempunyai sebuah kamera analog, dan sebuah film 135 dengan harga Rp. 125.00 ?

Voila!! Gambar di atas saya dokumentasikan dengan kamera analog Nikon FM2, dan film Kodak express 200. Kebanyakan foto yang saya ambil, saya push ISO nya, karena kebiasaan saya menggunakan kamera DSLR. Gambar di atas adalah beberapa Foto yang layak di nikmati dari hasil cuci roll pertama saya, semoga bermanfaat.

 

 

kolom zaman

Pelabuhan Sunda Kelapa

Pada zamannya, pelabuhan ini adalah pintu masuk utama menuju Indonesia . Di pintu ini lah kemudian mengalir berbagai macam kebudayaan luar, yang akhirnya berpadu membentuk dan membangun Indonesia seperti sekarang.

Namun, di sini pula terlihat “kejujuran” zaman. Begitu mungkin. Pelabuhan Sunda Kelapa yang masih mempertahankan sisi “tradisional”nya sampai sekarang, sedang di seberang dan sisi terdekatnya, beragam pembangunan  dan pembuatan pulau buatan untuk membatasi jakarta dari ombak dibangun.

Sunda Kelapa, selalu etnik dengan pesonanya tersendiri. Ditengah pembangunan megah nan “egois” Jakarta

 

2016.

 

24 Desember 2012

Sedari dulu saya begitu penasaran, seperti apa sih malam misa natal itu?

Pada waktu itu, saya berkesempatan untuk mendokumentasinya bersama teman saya, agam. Kami menghadiri sebuah misa natal di Purworejo, dan mulai mencari apa saja hal yang keindahan yang bisa kami abadikan pada malam itu.

 

Purworejo 2012

pagelaran

Haryanto Dje, -mas dje-

Seorang yang tanpa kenal lelah memperkenalkan seni teater pada anak-anak didiknya di SMA. Saat itu saya berkesempatan ada, dan membantu pagelaran pementasan teater tunggal di SMA saya dulu yang di mentori oleh beliau. Melakukan pementasan tunggal dengan latar seadanya memang cenderung ambisius.

Dan dengan kesederhanaannya, mas dje merelakan setiap waktu yang ia punyai untuk mempersiapkan misi sosial tersebut. Memperkenalkan pertunjukan seni teater positif kepada khalayak muda.

Tentu, di sela semuanya utu ada banyak hal yang harus dikorbankan. Bahkan usia nya pun tidak bisa tergolong muda. Namun, bermodalkan tekad dan semangat nya yang nembara semuanya bisa diwujudkan.

Foto ini saya ambil di sela-sela kegiatan beliau untuk melatih seni pertunjukan tersebut.

 

Purworejo 2013.

wayang

wayang,.

Gambar ini saya dapatkan saat bersama teman saya, agam. Kami menghadiri sebuah pagelaran wayang yang diselenggarakan di kediaman Bp. Bibit(mantan ketua KPK). Yang ternyata di sana juga diperingati sebuah peristiwa penting, dan kegiatan kerohanian lainnya.

 

Purworejo 2012.